Sabtu, 22 Agustus 2009
Juara Pacu Jalur 2009
1 . PUTIH MANDI MAYANG TERURAI
DESA RANTAU SIALANG
KEC. KUANTAN MUDIK
2 . TODUANG BISO ROMBO PIAKO
DESA PEBAUN HILIR
KEC. KUANTAN MUDIK
3 . UPEA SAGHOK GHIMBO DUSUN
DESA PASAR USANG
KEC. KUANTAN HILIR
4 . KALOJENGKING 3 JUMBALANG
DESA SEI.MANAU
KEC. KUANTAN MUDIK
5 . PALIMO OLANG PUTIH
DESA SEI. ALA
KEC. HULU KUANTAN
6 . BATU LOMPATAN HARIMAU KOMPE
DESA KINALI
KEC. KUANTAN MUDIK
7 . NGIANG KUANTAN CAHAYO NAGORI
DESA KAMPUNG BARU
KEC. GUNUNG TOAR
8 . DELIMA INDAH PERMATA KUANTAN 09
DESA SAIK
KEC. KUANTAN MUDIK
9 . GELOMBANG PUTIH DANAU KERAMAT
DESABUKIT PEDUSUNAN
KEC KUANTAN MUDIK
10 . SILUMAN BUAYO DARO
DESA SITORAJO
KEC. KARI
Senin, 17 Agustus 2009
Pentas Seni
Jalur adalah sampan berukuran panjang 25-40 M, proses pembuatan Jalur ini dimulai dari musyawarah dan mufakat masyarkat untuk mencari kayu ke hutan. Penebangan kayu harus yang memenuhi persyaratan, baik besar kayu, panjang kayu, umur kayu, dan bahkan dinilai dari marwah kayu itu sendiri yang berada disekitar hutan. Setelah penebangan kayu dilaksanakan, kayu dibentuk setengah jadi dan selanjutnya diangkut kedesa dan dilanjutkan setelah sesampainya di desa dan siap untuk dilayur (diasapi).
Dalam proses pengasapan jalur tadi, masyarakat yang punya hajatan disuguhkan makanan khas Kuantan Singingi dan diselingi dengan kegiatan kesenian tradisonal. Pacu jalur merupakan pesta Budaya Rakyat yang dilaksanakan tanggal 21-24 Agustus setip tahunnya. Pesta budaya rakyat ini telah menjadi Event Nasional dan diikuti oleh Kabupaten-Kota se-Propinsi Riau, Propinsi tetangga, bahkan diikuti oleh negara jiran Malaysia, Brunei dan Singafore. Antusias pengunjung sangat tinggi untuk menyaksikan Pacu Jalur, apalagi kalau ada yang diunggulkan. Disamping nilai budaya yang sangat unik, baik entuk Jalur, cara memacukan mempunyai makna dan harus didukung stamina yang prima
13 juli,, semarak pacu jalur mulai dirasakan oleh masyarakat kuansing,,,""
pacu jalur yang merupakan tradisi turun temurun tersebut diadakan di dua lokasi yaitu di kecamatan baserah dan puncaknya diadakan di tepian narosa Taluk Kuantan.
pacu jalur ini disambut dengan meriah,,,
Festival Pacu Jalur
Para anak jalur berusaha mendayung sekuat tenaga agar jalur bisa mendahului lawan pada festival pacu jalur di Sungai Kuantan, Taluk Kuantan, Kabupaten Kuansing, Riau, Kamis (6/8). Festival tahunan ini merayakan kemerdekaan RI yang merupakan warisan buadaya Kabupaten Kuantan Singingi yang telah berlangsung sejak tahun 1900. Tribun Pekanbaru/Doddy Vladimir (VLA) 06-08-2009Tradisi dan budaya pacu jalur, kini telah populer hingga ke tingkat Nasional. Banyak orang yang takjub dengan tradisi dan budaya pacu jalur. Ini di karenakan pacu jalur memiliki keunikan tersendiri. Bentuknya jalur yang panjang hingga 30 meter, dihiasi dengan warna warni.
Satu buah jalur, berisikan 50-60 buah orang anak pacuan. Merekalah yang bertugas memacukan jalur terpanjang di dunia tersebut. Banyak kalangan masyarakat Kuansing, baik di kampung halaman maupun yang berada di perantauan kalau pacu jalur yang telah populer di setiap kecamatan dan di Teluk Kuantan, awalnya di pacukan di Baserah, Kecamatan Kuantan Hilir, yakni di tepian Lubuk Sobae.
Hingga, usia pacu jalur ke 106 tahun tepat Agustus 2009 ini, pacu jalur masih dipacukan di Tepian Lubuak Sobae, Baserah Kecamatan Kuantan Hilir. Menurut, salah seorang tokoh masyarakat Kuantan Hilir Yanizur Taher Spdi yang kini terpilih sebagai ketua umum panitia pacu jalur di Kecamatan Kuantan Hilir 2009, kepada Riau Pos, disela-sela pelaksanaan perpacuan final, Rabu (15/7), menyebutkan, kalau pacu jalur pertama kali di perpacukan di mulai di Tepian Lubuk Sobae, Baserah Kecamatan Kuantan Hilir pada 1960-an.
Memang, kata Yanizur, pacu jalur pernah ditampilkan di Teluk Kuantan pada saat perayaan HUT Ratu Inggris. Tapi, awal kalinya dipacukan dilaksanakan di Lubuk Sobae, Baserah Kecamatan Kuantan Hilir. Dikatakannya, pacu jalur dilaksanakan di tepian Lubuak Sobae, Baserah kecamatan Kuantan Hilir enam sampai tujuh buah jalur.
Itupun dilaksanakan pada saat peringatan hari-hari besar islam. ''Tak banyak ketika itu jalur yang dipacukan, hanya enam sampai tujuh buah jalur pada saat peringatan Hari Besar Islam,'' ujarnya.
Ini dikarenakan, susahnya membuat jalur ketika itu. Proses pembuatan satu buah jalur saja, kata Yanizur Taher yang juga Kacab Dinas Pendidikan Kuantan Hilir, memakan waktu satu tahun. Bukan dikarenakan kayu jalur yang tak tersedia, namun jalan ke rimba belantara yang belum ada. Sehingga untuk mencari kayu jalur harus menempuh jalan kaki dan memakan berhari-hari. Pergi pun harus membawa bekal makanan di perjalanan.
Inilah selayang pandang dari Festival Budaya Kuantan Singingi 2009